Di sebatang jalan sunyi yang membelah hutan, seekor ibu gajah berdiri kaku. Anaknya yang masih kecil, yang baru mengenal dunia terbaring tidak bernyawa di bawah treler yang besar. Tidak ada raungan. Hanya air mata yang perlahan menitis dari mata seekor ibu yang kehilangan segalanya.
Dia tidak pergi. Dia tetap di sisi. Menunggu. Menanti. Setia.
Hari ini kita menyambut Hari Ibu dan dari alam, kita menerima satu peringatan yang sangat dalam bahawa kasih ibu tidak punya batas, tidak mengenal bahasa dan tidak memerlukan pujian. Ia hidup dalam diam, dalam kesetiaan, dalam keberanian untuk tetap ada saat semua orang telah berlalu pergi.
Ya Allah! Inikah kisah ibu gajah yang tidak berganjak diteoi teller yang melanggar anak gajah du Gerik itu?
ReplyDelete